Friday, February 7, 2014

PPDB JALUR MANDIRI M Mashuri

PPDB JALUR MANDIRI

M Mashuri

 

July 3, 2013
INFORMASI PPDB JALUR MANDIRI 2013 SMK NEGERI DARUL ULUM MUNCAR A. Â Ã‚ Ã‚ Ã‚  WAKTU PELAKSANAAN Pendaftaran  Â Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚   Â Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚  : tanggal 05 s/d 06 Juli 2013. TPA/Tes Minat/Wawancara Â Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚  : tanggal 08 Juli 2013 Pengumuman Hasil Seleksi Â Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚  : tanggal 10 Juli 2013 Daftar Ulang Â Ã‚ Ã‚ Ã‚   More ...

INFO PPDB 2

June 23, 2013
INFORMASI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN AJARAN 2013-2014 A. WAKTU PENDAFTARAN DAN JADWAL TES 1. Jalur Reguler (kuota 80% dari pagu sekolah) a. Test Fisik dan Kesehatan : tanggal 24 s/d 29 Juni 2013. b. Pendaftaran Online : tanggal 26 s/d 29 Juni 2013. c. Pengumuman Hasil Seleksi : tanggal 2 Juli 2013 d. Daftar Ulang : tanggal 03 s/d 04 Juli 2013 2. Jalur Mandiri (kuota 20% dari pagu sekolah) a. Pendaftaran : tanggal 05 s/d 06 Juli 2013. b. TPA/Tes Minat  More ...

INFO PPDB

June 4, 2013
Jadwal Penerimaan Peserta Didik Baru tahun pelajaran 2013/2014, untuk persyaratan dan yang lainnya akan diinformasikan lebih lanjut sumber :http://pendidikan.banyuwangikab.go.id/images/dok/PPDB_2013/JADWAL%20PPDB%202013.pdf

Dalam Perbaikan

June 4, 2013

Mengapa Malang? M Mashuri

Mengapa Malang?
M Mashuri

Sebelum tahun 1964, dalam lambang kota Malang terdapat tulisan ; “Malang namaku, maju tujuanku” terjemahan dari “Malang nominor, sursum moveor”. Ketika kota ini merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50 pada tanggal 1 April 1964, kalimat-kalimat tersebut berubah menjadi : “Malangkucecwara”. Semboyan baru ini diusulkan oleh almarhum Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka, karena kata tersebut sangat erat hubungannya dengan asal-usul kota Malang yang pada masa Ken Arok kira-kira 7 abad yang lampau telah menjadi nama dari tempat di sekitar atau dekat candi yang bernama Malangkucecwara.
Sekilas Sejarah Pemerintahan
Kota malang mulai tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda, terutama ketika mulai di operasikannya jalur kereta api pada tahun 1879. Berbagai kebutuhan masyarakatpun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.
Malang merupakan sebuah Kerajaan yang berpusat di wilayah Dinoyo, dengan rajanya Gajayana.
  • Tahun 1767 Kompeni memasuki Kota
  • Tahun 1821 kedudukan Pemerintah Belanda di pusatkan di sekitar kali Brantas
  • Tahun 1824 Malang mempunyai Asisten Residen
  • Tahun 1882 rumah-rumah di bagian barat Kota di dirikan dan Kota didirikan alun-alun di bangun.
  • 1 April 1914 Malang di tetapkan sebagai Kotapraja
  • 8 Maret 1942 Malang diduduki Jepang
  • 21 September 1945 Malang masuk Wilayah Republik Indonesia
  • 22 Juli 1947 Malang diduduki Belanda
  • 2 Maret 1947 Pemerintah Republik Indonesia kembali memasuki Kota Malang.
  • 1 Januari 2001, menjadi Pemerintah Kota Malang.


M Mashuri sejarah kota malang 1

M Mashuri
M Mashuri sejarah kota malang
Malangkucecwara berasal dari tiga kata, yakni : Mala yang berarti segala sesuatu yang kotor, kecurangan, kepalsuan, atau bathil, Angkuca yang berarti menghancurkan atau membinasakan dan Icwara yang berarti Tuhan. Dengan demikian Malangkucecwara berarti “TUHAN MENGHANCURKAN YANG BATHIL”.

Walaupun nama Malang telah mendarah daging bagi penduduknya, tetapi nama tersebut masih terus merupakan tanda tanya. Para ahli sejarah masih terus menggali sumber-sumber untuk memperoleh jawaban yang tepat atas pernyataan tersebut di atas. Sampai saat ini telah diperoleh beberapa hipotesa mengenai asal-usul nama Malang tersebut. Malangkucecwara yang tertulis di dalam lambang kota itu, menurut salah satu hipotesa merupakan nama sebuah bangunan suci. Nama bangunan suci itu sendiri diketemukan dalam dua prasasti Raja Balitung dari Jawa Tengah yakni prasasti Mantyasih tahun 907, dan prasasti 908 yakni diketemukan di satu tempat antara Surabaya-Malang. Namun demikian dimana letak sesungguhnya bangunan suci Malangkucecwara itu, para ahli sejarah masih belum memperoleh kesepakatan. Satu pihak menduga letak bangunan suci itu adalah di daerah gunung Buring, satu pegunungan yang membujur di sebelah timur kota Malang dimana terdapat salah satu puncak gunung yang bernama Malang. Pembuktian atas kebenaran dugaan ini masih terus dilakukan karena ternyata, disebelah barat kota Malang juga terdapat sebuah gunung yang bernama Malang.
Pihak yang lain menduga bahwa letak sesungguhnya dari bangunan suci itu terdapat di daerah Tumpang, satu tempat di sebelah utara kota Malang. Sampai saat ini di daerah tersebut masih terdapat sebuah desa yang bernama Malangsuka, yang oleh sebagian ahli sejarah, diduga berasal dari kata Malankuca yang diucapkan terbalik. Pendapat di atas juga dikuatkan oleh banyaknya bangunan-bangunan purbakala yang berserakan di daerah tersebut, seperti candi Jago dan candi Kidal, yang keduanya merupakan peninggalan zaman kerajaan Singasari.
Dari kedua hipotesa tersebut di atas masih juga belum dapat dipastikan manakah kiranya yang terdahulu dikenal dengan nama Malang yang berasal dari nama bangunan suci Malangkucecwara itu. Apakah daerah di sekitar Malang sekarang, ataukah kedua gunung yang bernama Malang di sekitar daerah itu.
Sebuah prasasti tembaga yang ditemukan akhir tahun 1974 di perkebunan Bantaran, Wlingi, sebelah barat daya Malang, dalam satu bagiannya tertulis sebagai berikut : “………… taning sakrid Malang-akalihan wacid lawan macu pasabhanira dyah Limpa Makanagran I ………”. Arti dari kalimat tersebut di atas adalah : “ …….. di sebelah timur tempat berburu sekitar Malang bersama wacid dan mancu, persawahan Dyah Limpa yaitu ………”
Dari bunyi prasasti itu ternyata Malang merupakan satu tempat di sebelah timur dari tempat-tempat yang tersebut dalam prasasti tiu. Dari prasasti inilah diperoleh satu bukti bahwa pemakaian nama Malang telah ada paling tidak sejak abad 12 Masehi.
Hipotesa-hipotesa terdahulu, barangkali berbeda dengan satu pendapat yang menduga bahwa nama Malang berasal dari kata “Membantah” atau “Menghalang-halangi” (dalam bahasa Jawa berarti Malang). Alkisah Sunan Mataram yang ingin meluaskan pengaruhnya ke Jawa Timur telah mencoba untuk menduduki daerah Malang. Penduduk daerah itu melakukan perlawanan perang yang hebat. Karena itu Sunan Mataram menganggap bahwa rakyat daerah itu menghalang-halangi, membantah atau malang atas maksud Sunan Mataram. Sejak itu pula daerah tersebut bernama Malang.
Timbulnya karajaan Kanjuruhan tersebut, oleh para ahli sejarah dipandang sebagai tonggak awal pertumbuhan pusat pemerintahan yang sampai saat ini, setelah 12 abad berselang, telah berkembang menjadi Kota Malang.
Setelah kerajaan Kanjuruhan, di masa emas kerajaan Singasari (1000 tahun setelah Masehi) di daerah Malang masih ditemukan satu kerajaan yang makmur, banyak penduduknya serta tanah-tanah pertanian yang amat subur. Ketika Islam menaklukkan kerajaan Majapahit sekitar tahun 1400, Patih Majapahit melarikan diri ke daerah Malang. Ia kemudian mendirikan sebuah kerajaan Hindu yang merdeka, yang oleh putranya diperjuangkan menjadi satu kerajaan yang maju. Pusat kerajaan yang terletak di kota Malang sampai saat ini masih terlihat sisa-sisa bangunan bentengnya yang kokoh bernama Kutobedah di desa Kutobedah.
Adalah Sultan Mataram dari Jawa Tengah yang akhirnya datang menaklukkan daerah ini pada tahun 1614 setelah mendapat perlawanan yang tangguh dari penduduk daerah ini.

M Mashuri SEJARAH KOTA MALANG

M Mashuri
MUHAMAD MASHURI
SEJARAH KOTA MALANG

Adalah seorang raja yang bijaksana dan amat sakti, Dewasimha namanya. Ia menjaga istananya yang berkilauan serta dikuduskan oleh api suci Sang Putikewara (Ciwa). Berbahagialah sang Raja Dewasimha karena dewa-dewa telah menganugerahkan dalam hidupnya seorang putera sebagai pewaris mahkotanya. Putra yang kemudian menjadi pelindung kerajaan itu bernama Liswa atau juga dikenal sebagai Gajayana. Adalah Gajayana seorang raja yang begitu dicintai rakyatnya, berbudi luhur dan berbuat baik untuk kaum pendeta serta penuh baktu sesungguh-sungguhnya kepada Resi Agastya.
M Mashuri
SEJARAH KOTA MALANG

Adalah seorang raja yang bijaksana dan amat sakti, Dewasimha namanya. Ia menjaga istananya yang berkilauan serta dikuduskan oleh api suci Sang Putikewara (Ciwa). Berbahagialah sang Raja Dewasimha karena dewa-dewa telah menganugerahkan dalam hidupnya seorang putera sebagai pewaris mahkotanya. Putra yang kemudian menjadi pelindung kerajaan itu bernama Liswa atau juga dikenal sebagai Gajayana. Adalah Gajayana seorang raja yang begitu dicintai rakyatnya, berbudi luhur dan berbuat baik untuk kaum pendeta serta penuh baktu sesungguh-sungguhnya kepada Resi Agastya.
Sebagai tanda bakti yang tulus kepada Resi tersebut, sang Raja Gajayana telah membangun sebuah candi yang permai untuk mahresi serta untuk menjadi penangkal segala penyakit dan malapetaka kerajaan. Jikalau nenek moyangnya telah membuat arca Agstya dari kayu cendana, maka Raja Gajayana sebagai pernyataan bakti dan hormatnya telah memerintahkan kepada pemahat-pemahat ternama di seantero kerajaan untuk membuat arca Agastya dari batu hitam nan indah, agar semua dapat melihatnya. Arca Agastya yang diberi nama Kumbhayoni itu, atas perintah raja yang berbudi luhur tersebut kemudian diresmikan oleh para Regveda, para Brahmana, pendeta-pendeta terkemuka dan para penduduk negeri yang ahli, pada tahun Saka, Nayana-Vava-Rase(682) bulan Magasyirsa tepat pada hari Jum’at separo terang.
Ia Raja Gajayana yang perkasa itu adalah seorang agamawan yang sangat menaruh hormat kepada para pendeta. Dihadiahkannya kepada mereka tanah-tanah beserta sapi yang gemuk, sejumlah kerbau, budak lelaki dan wanita, serta berbagai keperluan hidup seperti sabun-sabun tempat mandi, bahan upacara sajian, rumah-rumah besar penuh perlengkapan hidup seperti : penginapan para brahmana dan tamu, lengkap dengan pakaian-pakaian, tempat tidur dan padi, jewawut. Mereka yang menghalang-halangi kehendak raja untuk memberikan hadiah-hadiah seperti itu, baik saudara-saudara, putera-putera raja, dan Menteri Pertama, maka mereka akan menjadi celaka karena pikiran-pikiran buruk dan akan masuk ke neraka dan tidak akan memperoleh keoksaan di dunia atau di alam lain. Ia, sebaliknya selalu berdoa dan berharap semoga keturunannya bergirang hati dengan hadiah-hadiah tersebut, memperhatikan dengan jiwa yang suci, menghormati kaum Brahmana dan taat beribadat, berbuat baik, menjalankan korban, dan mempelajari Weda. Semoga mereka menjaga kerajaan yang tidak ada bandingannya ini seperti sang Raja telah menjaganya.
Raja Gajayana mempunyai seorang puteri Uttejena yang kelak meneruskan Vamcakula ayahandanya yang bijaksana itu.
Cerita di atas diangkat sari satu prasasti yang bernama “Prasasti Dinaya atau Kanjuruhan” menurut nama desa yang disebutkan dalam piagam tersebut. Seperti tertulis di dalamnya, prasasti ini memuat unsure penanggalan dalam candrasengkala yang berbunyi : “Nayana-vaya-rase” yang bernilai 682 tahun caka atau tahun 760 setelah Masehi.
Apabila prasasti itu dikeluarkan oleh Raja Gajayana pada tahun 760 sesudah Masehi, maka paling tidak prasasti itu merupakan sumber tertulis tertua tentang adanya fasilitas politik yakni berdirinya kerajaan Kanjuruan di wilayah Malang. Tempat itu sekarang dikenal dengan nama Dinoyo terletak 5 km sebelah barat Kota Malang. Di tempat ini menurut penduduk disana, masih ditemukan patung Dewasimha yang terletak di tengah pasar walaupun hampir hilang terbenam ke dalam tanah.

m mashuri cerita alas purwo


M Mashuri

CERITA ALAS PURWO INI
 Pada zaman dahulu hiduplah raja purwa dan raja mataram mereka berdua merupakan saudara kandung kakak beradik. raja purwa adik raja mataram tinggal di sebuah kerajaan Purwo yang berada di selatan kota Banyuwangi sedangkan raja mataram tinggal disebuah kerajaan yaitu Mataram Nusa Tenggara Barat.
  Raja Purwo memiliki seorang permaisuri yang bernama Saenah ia sangat cantik namun sayang Tubuhnya di penuhi dengan penyakit kalau orang jawa menyebutnya dengan sebutan GUDIK. Karena takut menular kemudian Raja Purwo mengusirnya kehutan dari Kerajaan.
  Pada suatu hari, Raja mataram mengadakan pesta pernikahan anaknya. Kemudian Raja Mataram menyuruh Prajuritnya Pergi ke Kerajaan Purwo untuk meminta sapi dan kambing yang jumlahnya tidak dapat di hitung karena raja Purwo memiliki kekayaan Alam yang melimpah.
  Sesampainya dikerajaan purwo Prajuritpun langsung meminta sapi dan kambing: Purwa: " Ada apa kalian kemari? "
Prajurit: " Kami disuruh raja Mataram untuk meminta kambing dan sapi, Raja "
Purwa: " Ada pesta apa sehingga kalian datang kemari untuk meminta sapi dan kambing kepada ku? "
Prajurit: " Raja mataram mengadakan pesta pernikahan besar-besaran Raja "
Purwa: " baiklah akan ku ambilkan "
   Kemudian Raja Purwa mengambilkan kambing dan sapi dari hutanya dengan ditaruh disebuah BUMBUNG besar (semacam tong). Lalu Raja purwo berpesan:
 Purwa: " Prajurit "
Prajurit: " sendika Raja "
Purwa: " Aku memberikan satu pantangan untuk kalian semua "
Prajurit: " Apa itu Raja? "
Purwa: " Jangan sesekali kalian membuka BUMBUNG ini sebelum kalian sampai di kerajaan "
Prajurit: " Sendika Raja Kami tidak akan membuka BUMBUNG ini sebelum kami sampai di Kerajaan "
  Prajurit pun mulai berangkat pulang ke Kerajaan. Sampai di Tengah perjalanan mereka pun terhenti. Karena takut di Tipu oleh Raja Purwa, Mereka pun membuka BUMBUNG itu terkejutlah mereka sapi dan kambing yang sangat banyak itu keluar berloncatan dan melindas semua Prajurit. Karena takut di marahi oleh Raja Mataram mereka pun Tidak berani pulang ke kerajaan.
  Sementara itu di kerajaan Mataram, Raja Mataram menunggu hingga larut malam Sampai ia berfikir kalau Prajuritnya tidak di izinkan meminta kambing dan sapi oleh raja purwa. Kemudian raja Mataram pun pergi ke kerajaan Purwo. Sesampainya di kerajaan Purwo:
Mataram: " adik taukah kamu dimana Prajuritku "
Purwa: " bukankah mereka sudah pulang setelah aku berikan sapi dan kambing? "
Mataram: " mereka tidak datang ke Kerajaan "
Purwa: " Bagaimana bisa? "
Mataram: " Mungkin tidak kamu izinkan mereka untuk meminta kambing dan sapi? "
Purwa: " kakak salah paham "
Mataram: " alahhh aku tidak percaya dengan omong kosong mu itu"
   Kemudian terjadilah peperangan yang sangat sengit dan raja Mataram pun kalah dalam peprangan itu. Dalam perjalanan pulang, Raja mataram pun bertemu dengan permaisuri yang bernama saenah itu di tengah hutan..
Mataram: " he kenapa kamu berada di tengah hutan ini sendirian? "
Saenah: " Raja Mataram? "
Mataram: " emmmm bukankah kamu saenah? "
Saenah: " Benar Raja. "
Mataram: " kenapa kamu berada di tengah hutan ini? "
Saenah: " saya di  buang Raja Purwo karena saya memiliki penyakit GUDIK ini Raja. Dan kenapa Raja berada di hutan ini? "
Mataram: " aku habis berperang dengan raja Purwo "
Saenah: " lho ada apa Raja berperang dengan raja Purwa? "
Mataram: " karena ia tidak memberikan kambing dan sapi "
Saenah: " Raja mataram kalah? "
Mataram: " benar aku kalah di peperangan itu. apakah kamu mempunyai cara untuk mengalahkan Raja purwa"
Saenah: " anda menyerang dari arah mana? "
Mataram: " dari arah barat. "
Saenah: "  benar saja anda kalah dalam peperangan itu karena Raja Purwo menggunakn Ilmu kipas angin dan anda harus menyerang dari arah timur. "
   Kemudian Saenah pun di ajak di Kerajaan Mataram. pada hari berikutnya Raja mataram pun mulai menyiapkan prajuritnya untuk berperang kembali dengan Raja Purwa.
 Dan Raja Purwo pun kalah dalam peperangan itu. hingga sekarang kerajaan Purwo masih terkenang dan masih ada hanya saja orang yang tertentu yang dapat melihat kerajaan itu.